Budaya Orang Ambon

Lihat juga: Budaya Maluku

Mata pencaharian

[[Berkas:Een Ambonees fluitorkest (van KNIL infanterie VII), Bestanddeelnr 132-6-3.jpg|al=|jmpl|Orkestra Seruling Ambon Infanteri VII KNIL di Bangka pada 1947.]]Salah satu dari dua mata pencaharian adati suku Ambon adalah tukang kebun. Suku Ambon menanam berbagai macam sayuran, rempah, dan buah-buahan di ladangnya, di antaranya kasbi (ketela) yang dahulu dibawa oleh Portugis untuk memperbaiki gizi masyarakat setempat.[60] Sagu yang merupakan makanan pokok pun dibudidayakan oleh para tukang kebun, meski dulunya diambil langsung dari alam.[61]

Pekerjaan adati lainnya, yakni nelayan selalu dimulai dengan berdoa sebelum melaut. Dalam hal pernelayanan juga dikenal dua upacara adat, yaitu turun perahu baru dan turun jaring baru, keduanya dipimpin oleh tokoh agama. Upacara yang pertama disebut dilakukan di atas perahu, sedangkan yang satunya di rumah pemilik jaring. Keduanya memiliki tujuan keselamatan sang nelayan. Selain jaring, dikenal pula alat, seperti sero atau bubu (anyaman bambu yang diletakkan di laut dangkal).[62] Nelayan menangkap ikannya di labuang, daerah penangkapan ikan yang sudah dibagi tiap negeri. Istri para nelayan juga bekerja sebagai jibu-jibu atau penjual ikan pada siang hari.[63]

Sejak zaman Belanda hingga kini, ada banyak orang Ambon yang bekerja sebagai pegawai negeri dan tentara. Hal ini dilatarbelakangi oleh perlakuan khusus oleh pihak Belanda, yakni jalan masuk terhadap sarana pendidikan resmi yang sudah suku Ambon dapatkan sedari zaman penjajahan.[64]

Kekerabatan

Lihat juga: Daftar fam Ambon

Suku Ambon menentukan kekerabatannya berdasarkan garis keturunan ayah dan menetap di lingkungan pihak ayah setelah menikah. Satuan kekerabatan paling kecil adalah tate moyang yang berisikan orang-orang yang memiliki satu moyang, lalu famili (kerabat) yang berisikan keluarga inti dengan sanak saudaranya, baik dari pihak ayah maupun ibu. Satuan famili saling memiliki tanggung jawab untuk membantu saat ada masalah dan upacara mengenai hal-hal penting dalam kehidupan: kelahiran, perkawinan, dan kematian.[65]

Selain itu, dikenal pula matarumah yang berisikan keluarga inti dan keluarga luas terbatas dari garis keturunan laki-laki. Tiap matarumah memiliki dati (tanah keluarga) yang digarap dan dipanen oleh para anak dati, yakni laki-laki di matarumah tersebut dan perempuan yang belum kawin. Ketika kawin, perempuan kehilangan haknya karena dianggap telah mendapatkan hak atas tanah dati suaminya. Kehilangan hak atas tanah dati pun dapat terjadi ketika seseorang pindah ke tempat selain negerinya, tetapi hak dapat diperoleh ketika orang tersebut memutuskan untuk menetap kembali di negeri tersebut.[65] Terdapat pula soa (klan) yang merupakan keluarga besar yang dikepalai oleh seorang orang tua (tetua). Tiap soa ditandai dengan satu atau beberapa fam (marga) sehingga kedua istilah soa dan fam sering kali digunakan bergantian.[64][66]

Pemerintahan

Rencana utama: Negeri (Maluku)

[[Berkas:Baileo Negeri Siri Sori Amalatu (1).jpg|kiri|jmpl|Baileo Sirisori Kristen, Saparua. Baileo merupakan rumah panggung.]]Masyarakat suku Ambon yang masih berada di lingkup budaya Ambon tinggal di negeri (negeri) yang terdiri dari beberapa soa (klan). Negeri dipimpin oleh seorang raja (kepala negeri) yang berasal dari salah satu matarumah dari soa paling tinggi kedudukannya di negeri tersebut. Layaknya raja pada umumnya, gelar raja tersebut diturunkan kepada orang sematarumah raja itu sendiri, walau kini raja dari beberapa negeri dipilih langsung oleh rakyat negerinya.[65] Dalam memerintah negeri, raja didampingi oleh saniri (badan permusyawaratan) yang berisikan seluruh kepala soa di negeri tersebut atau perwakilan dewasanya dan dalam beberapa negeri ditambah para kepala adat. Saniri mengadakan sidang besar berkala setahun sekali di baileo yang dihadiri seluruh jajaran pemerintah negeri, kepala keluarga, dan laki-laki negeri dari negeri tersebut. Hal ini sering disebut sebagai salah satu bentuk kerakyatan langsung.[67] Selain itu, terdapat marinyu sebagai pesuruh raja. Negeri satu dengan yang lainnya saling memiliki hubungan pela (persekutuan).[64] Bentuk pela tertinggi adalah pela keras yang dahulu digunakan untuk menghadapi perang dari pihak luar, seperti dalam perang melawan Portugis dan Belanda di masa lampau.[68]

Selain pela, terdapat pula uli (persekutuan) berupa Patasiwa (persekutuan sembilan negeri) dan Patalima (persekutuan lima negeri).[lower-alpha 3][68] Terdapat beberapa uli yang dikenal, seperti Soya dan Urimessing di Ambon; Hatuhaha dan uli di bawah Oma di Haruku; dan Ina Haha di bawah Titawaai serta Ina Luhu di bawah Ameth di Nusalaut. Beberapa dari uli tersebut dahulu telah berkembang menjadi kerajaan layaknya di Maluku Utara, seperti Tanah Hitu di Ambon dan Iha di Saparua.[69]

Rujukan

WikiPedia: Orang Ambon http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.ph... http://repositori.kemdikbud.go.id/12417/1/Ensiklop... http://repositori.kemdikbud.go.id/7479/1/ENSIKLOPE... http://repositori.kemdikbud.go.id/7513/1/SEJARAH%2... http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.p... https://books.google.co.id/books?id=EtXXDQAAQBAJ&p... https://books.google.co.id/books?id=ox_pTpB9AjQC&p... https://books.google.co.id/books?id=vnyDDwAAQBAJ&p... https://books.google.co.id/books?id=w_FCDAAAQBAJ&p... https://www.bps.go.id/publication/download.html?nr...